YOGYAKARTA. Badan hukum atau legalitas koperasi
merupakan hal yang sangat penting. Namun jauh lebih penting dari hal tersebut
adalah asas manfaatnya, yaitu peran koperasi itu sendiri untuk segera memberi
manfaat bagi para anggota dan masyarakat luas.
Kepala Dinas Perindustrian,
Perdagangan dan Koperasi DIY, Surya Purba, mengemukakan pernyataan tersebut
dalam dalam sosialisasinya mengenai koperasi, Senin (28/12), kepada amil Rumah
Zakat Indonesia Cabang Yogyakarta di kantor Jl. Veteran 9. Sosialisasi mengenai
koperasi ini dihadiri oleh para amil, termasuk amil dari RBG dan LKMS.
Menurut Surya, aspek legalitas
bukanlah tujuan dalam pendirian sebuah koperasi, melainkan hanya sebuah alat.
Terutama sebagai identitas lembaga. Badan hukum atau legalitas penting misalnya
ketika akan berhubungan dengan lembaga lain. Oleh karena itu sebenarnya yang
perlu didahulukan adalah manfaatnya bagi anggota dan masyarakat.
“Berkaitan dengan hal tersebut,
silakan kalau sebuah koperasi ingin berjalan dulu meskipun belum memiliki badan
hukum atau legalitas. Dahulukan manfaatnya bagi anggota dan masyarakat.
Meskipun demikian, badan hukum atau legalitas tersebut tetap harus diurus,”
ujarnya.
Satu-Satunya Harapan Usaha
Kecil
Surya Purba menyatakan, posisi koperasi termasuk Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) sangat penting bagi masyarakkat kecil. Bahkan bisa dikatakan koperasi merupakan satu-satunya harapan bagi para pelaku usaha kecil. Karena kredit dari koperasi merupakan kredit yang paling mudah dan cepat dapat diakses oleh para pelaku usaha kecil.
Surya Purba menyatakan, posisi koperasi termasuk Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) sangat penting bagi masyarakkat kecil. Bahkan bisa dikatakan koperasi merupakan satu-satunya harapan bagi para pelaku usaha kecil. Karena kredit dari koperasi merupakan kredit yang paling mudah dan cepat dapat diakses oleh para pelaku usaha kecil.
Dunia perbankan, lanjutnya,
sejak awal memang sudah didesain bukan untuk orang kecil. Dunia perbankan sejak
awal didesain untuk orang-orang kaya dan menggali keuntungan yang besar.
Perbankan akan malas mengurusi kredit orang kecil yang nilainya hanya ratusan
ribu, mereka lebih senang mengurusi kedit pengusaha besar yang nilainya ratusan
juta atau milyaran yang akan memberikan keuntungan jauh lebih besar.
“Termasuk bank-bank pemerintah
yang pada awalnya dikonsep untuk kepentingan koperasi dan rakyat kecil, dalam
perkembangannya mereka berkiprah menyimpang dari misi awal. Bank yang
menggunakan nama ‘koperasi’, kini sudah kurang peduli dengan koperasi. Demikian
juga bank yang menggunakan kata ‘rakyat’, kini juga sudah semakin jauh dari
rakyat”, ujar Surya yang pernah berdinas di kalimantan selama 17 tahun ini.
Dengan demikian dunia perbankan
tidak bisa diharapkan dapat mengurusi usaha kecil. Tragis bahwa dunia perbankan
tidak mau mengurusi orang miskin. Padahal orang-orang miskin karena kebutuhan
ekonominya sangat mudah untuk digerakkan dan diprovokasi, termasuk untuk
melakukan aksi-aksi demo dengan dibayar. Bahkan antara dunia perbankan dan
pemerintah sering berjalan tidak paralel. Pemerintah mengharapkan bank
mengambil peran untuk mengatasi masalah kemiskinan dan pengangguran.
“Padahal, kemiskinan dan
pengangguran tidak pernah dijadikan agenda dunia perbankan. Dan bahkan
perbankan beranggapan masalah tersebut adalah masalah pemerintah. Padahal kalau
ornag miskin dan pengangguran dibebankan kepada pemerintah semua, jelas
pemerintah tidak akan sanggup menyelesaikannya. Maka jelas di sini tidak bisa
ditawar-tawar lagi bahwa koperasi akhirnya menjadi jalan keluar”, katanya.
Manajemen Harus Modern
Surya Purba menambahkan, selama ini koperasi diannggap sebagai lembaga keuangan yang kerdil. Bahkan tidak sedikit orang yang menjelek-jelekkan koperasi hanya gara-gara ada beberapa koperasi yang bermasalah. Padahal koperasi yang baik tidak sedikit jumlahnya, dan anehnya hal ini tidak pernah dibicarakan. Orang melupakan misi koperasi untuk mensejahterakan anggota dan masyarakat.
Surya Purba menambahkan, selama ini koperasi diannggap sebagai lembaga keuangan yang kerdil. Bahkan tidak sedikit orang yang menjelek-jelekkan koperasi hanya gara-gara ada beberapa koperasi yang bermasalah. Padahal koperasi yang baik tidak sedikit jumlahnya, dan anehnya hal ini tidak pernah dibicarakan. Orang melupakan misi koperasi untuk mensejahterakan anggota dan masyarakat.
Untuk menghapus stigma tersebut
Surya menghimbai agar koperasi menata manajemennya. manajemen koperasi perlu
dimodernisir,dikelola profesional dan transparan. Kalau koperasi dimanage bagus
maka hasilnya juga akan bagus. masih banyak sekarang ini kopersi yang buku
tabungannya masih tulisan tangan dan dicorat-coret. Ini harus dibenahi.
Meskipun demikian ada yang yang sudah mulai bagus manajemennya. Sistem
komputerisasinya bagus, sehingga ketika ada anggota yang ingin mengecek
tabungan tinggal menyebutkan nomor serinya dan data-datanya bisa langsung
diketahui.
Koperasi Syariah, Lebih Berkah
Saat ini, lanjutnya, mulai bertumbuhan koperasi-koperasi syariah. Yang membanggakan adalah para pengelolanya umumnya adalah anak-anak muda dengan idealisme yang masih tinggi. Berbeda dengan koperasi-koperasi konvensional yang kebanyakan pengurus dan anggotanya adalah orang-orang tua.
Saat ini, lanjutnya, mulai bertumbuhan koperasi-koperasi syariah. Yang membanggakan adalah para pengelolanya umumnya adalah anak-anak muda dengan idealisme yang masih tinggi. Berbeda dengan koperasi-koperasi konvensional yang kebanyakan pengurus dan anggotanya adalah orang-orang tua.
“Pengurus perlu meyakinkan
anggota dan masyarakat bahwa koperasi syariah memiliki keunggulan-keunggulan
yang tidak dimiliki koperasi umum. Keunggulan-keunggulan tersebut membuat koperasi
syariah menjadi lebih berkah. yakinkan bahwa menabung dan meminjam di koperasi
syariah akan lebih berkah, lebih sejuk, tenang dan tenteram. Karena koperasi
syariah bebas riba”,kata Surya Purba.
Surya menambahkan bahwa dari
hasil penelitian dan evaluasi Tim Pengkajian BI, memang ada masalah dengan
dunia perbankan di Indonesia dalam kaitannya dengan pemberdayaan masyarakat
miskin. Oleh karena itu saat ini sudah muncul gagasan untuk membentuk bank baru
yang akan diorientasikan secara penuh untuk mendorong UKM. Bank tersebut akan
diberi nama Bank UKM.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar